Dulu, sebelum manusia kenal sama gelang power balance yang katanya bisa bikin lari lebih kenceng, sebenarnya Belanda udah duluan bikin eksperimen gokil di Indonesia.
Tempatnya?
Sebuah laboratorium rahasia bawah tanah, kode namanya: 2HW6.
Laboratorium ini katanya disiapin cuma buat ilmuwan pilihan dunia. Ada profesor Jerman, ada ilmuwan Belanda, ada teknisi Jepang, dan… satu orang Madura bagian logistik sate.
Tujuannya?
Menciptakan manusia jenis baru, lebih pintar, lebih kuat, lebih tahan godaan cicilan Shopee PayLater.
Setelah bertahun-tahun ngoprek, terciptalah makhluk yang diberi nama: Humanomay.
Singkatan dari “Human” + “Somay”.
Iya bro, mereka beneran nyoba kawin-silangkan manusia dengan somay.
Jangan tanya teknisnya gimana, mungkin pakai metode cilok cloning atau batagor fusion.
Hasilnya:
Otaknya jenius. Bisa ngitung integral sambil makan kerupuk.
Hidungnya tajem banget, bisa cium abang somay dari radius 7 km.
Kulitnya… kenyal. Kalau dipencet bunyinya “plup-plup”.
Humanomay ini katanya bisa jadi senjata masa depan, tapi juga bisa jadi menu sarapan kalau lagi darurat.
Gilanya lagi, penelitian ini sempet dicatat sama NASA Ames (waktu itu namanya Ames Research Center). Mereka nyebut Humanomay sebagai “penemuan paling berpengaruh abad 18.”
Bayangin, waktu orang masih naik kuda, ada humanoid setengah somay yang bisa main catur 12 papan sekaligus sambil nyari colokan.
Sayangnya, semua nggak berjalan mulus. Tahun 1883, Krakatau meletus.
Ledakannya bikin bumi kayak kena notifikasi grup WA keluarga yang isinya foto good morning bunga.
Laboratorium 2HW6 ikutan hancur, ketimbun abu dan batu. Semua penelitian, semua ilmuwan, bahkan Humanomay generasi pertama ikut lenyap.
Yang tersisa cuma bau kuah kacang yang samar-samar, katanya masih bisa kecium kalau malam Jumat Kliwon.
Ratusan tahun kemudian, warga pesisir nemuin ruangan aneh pas lagi gali sumur. Ada pintu besi berkarat dengan kode 2HW6.
Mereka kira itu gudang emas Belanda, udah pada siap kaya mendadak. Eh ternyata isinya tabung besar dengan cairan kuning kecokelatan.
Pas dicek, ada sosok di dalamnya. Setengah manusia… setengah somay.
Begitu tabung kebuka, dia bangkit sambil ngomong:
“Mana saus kacangnya?”
Warga langsung panik. Ada yang kabur, ada yang nawarin kecap, ada juga yang malah update status FB: “baru liat makhluk aneh, mirip tahu bulat.”
Ternyata dia masih hidup. Namanya HM-01. Dia coba adaptasi sama dunia modern.
Suka nongkrong di warkop.
Bikin akun TikTok, isinya review cilok.
Kadang suka beli somay, terus nangis sambil bilang, “maaf saudaraku.”
Orang kampung makin bingung. Ada yang nyembah dia kayak dewa kuah kacang, ada juga yang lapor ke RT biar ditertibkan.
Beberapa orang percaya, masih ada catatan eksperimen lain. Katanya selain Humanomay, mereka juga mau bikin:
Batagornid: manusia-batagor, kulitnya kriuk kalau digoreng.
Cirengoid: manusia-cireng, bisa mental kalau dilempar.
Lumpianthrope: manusia-lumpia, bisa sembunyi di freezer Alfamart.
Kalau ini beneran muncul, mungkin dunia bakal kaya pasar malam: penuh makhluk unik, tapi harganya tetep “sukarela.”
Sampai sekarang, masih jadi misteri.
Beneran ada Humanomay? Atau cuma cerita buat nakut-nakutin anak kecil biar nggak jajan somay sembarangan?
Yang jelas, tiap kali gua makan somay, suka kepikiran:
“Jangan-jangan ini saudara jauh Humanomay…”
Terus gua santap juga, soalnya lapar.